🕌 Naskah Ceramah
Amanah di Balik Jilbab: Meneladani Siti Khadijah dan Asma Binti Abu Bakar dalam Menjaga Kehormatan Diri dan Suami
Ditulis oleh: **WULAN CITRA SETIANINGSIH** | NIM **2281130569**
I. Pembukaan (Taqdim & Muqaddimah)
*Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,*
*Alhamdulillahilladzi arsala rasulahu bil huda wa dinil haq. Ashadu alla ilaha illallah, wa ashadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluhu. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Amma ba'du.*
**Hadirin, Bapak, Ibu, Saudara/i kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah SWT,**
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Dalam kesempatan mulia ini, mari kita merenung sejenak. Kita hidup di masa di mana **integritas** dan **kehormatan** terasa sangat rapuh. Kasus-kasus keretakan rumah tangga, perselingkuhan, dan konflik di kalangan figur publik seringkali menjadi konsumsi massal di media sosial. Hal ini menjadi cermin betapa tipisnya dinding pemisah antara **aib** dan **publikasi**.
Kita melihat banyak saudari kita sudah mengenakan **Jilbab/Hijab** sebagai simbol ketaatan lahiriah. Ini adalah langkah mulia. Namun, mari kita tanyakan: **Sudahkah kita juga mengenakan 'Jilbab Batiniah', yaitu integritas dan amanah yang sejati?** Hari ini, kita akan membahas pelajaran ini dengan meneladani dua pilar Muslimah: **Sayyidah Khadijah** dan **Sayyidah Asma binti Abu Bakar**.
II. Amanah Kehormatan: Fondasi Ajaran Islam
1. Integritas (Amanah) dan Kehormatan (*Iffah*)
Amanah terbesar bagi suami-istri adalah **menjaga kehormatan dan rahasia pasangannya**. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah seorang laki-laki yang menyetubuhi istrinya dan sang istri menyetubuhi suaminya, kemudian suami menyebarkan rahasia istrinya.” (HR. Muslim)
Kehormatan (*Iffah*) adalah menahan diri dari hal-hal yang tidak pantas, baik dalam pandangan, ucapan, maupun perbuatan, terutama yang berkaitan dengan lawan jenis.
2. Ancaman Hukum Dunia dan Akhirat: Stop Sebar Aib!
Krisis rumah tangga yang diakhiri dengan **perang media sosial** adalah perbuatan yang dilarang keras. Menyebarkan aib, bahkan yang terbukti benar, adalah perbuatan yang membantu **menyebarkan kekejian (*fāhishah*)** di masyarakat. Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nur:
*“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) kekejian itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.”* (QS. An-Nur: 19)
Islam mengajarkan **menutupi aib (*satr al-aib*)**, karena hanya dengan menutupinya, Allah akan menutup aib kita di Hari Kiamat.
III. Teladan Para Shahabiyah: Integritas Sejati
1. Siti Khadijah RA: Integritas Harta dan Moral
Sayyidah Khadijah adalah **wanita pertama yang berintegritas tinggi**. Beliau menggunakan hartanya untuk kebaikan dakwah suaminya tanpa menuntut. Lebih dari itu, beliau adalah **benteng moral** Rasulullah SAW. Ketika Nabi ketakutan setelah menerima wahyu, Khadijah tidak mencela, melainkan berkata:
*“Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selamanya. Sungguh engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahim, menanggung beban orang lemah, memberi orang yang tak punya, memuliakan tamu, dan menolong orang yang ditimpa musibah.”*
**Pelajaran:** Integritas Khadijah adalah **integritas tanpa syarat** yang menjaga kehormatan suami di masa paling sulit.
2. Asma binti Abu Bakar RA: Integritas Pengorbanan dan Rahasia
Asma binti Abu Bakar, dikenal sebagai **Dzatun Nithaqain** (Pemilik Dua Ikat Pinggang). Pengorbanannya adalah **menjaga rahasia terbesar** (rencana hijrah Nabi dan Abu Bakar) demi keselamatan mereka. Beliau rela merobek ikat pinggangnya untuk mengikat bekal makanan, tetapi tidak pernah membocorkan rahasia tersebut kepada siapa pun.
**Pelajaran:** Integritas Asma adalah **menjaga rahasia (aib)** rumah tangga. Rahasia, kelemahan suami, atau masalah internal adalah **AMANAH** yang harus dikunci rapat, bukan diumbar di media sosial.
IV. Kontroversi dan Koreksi Perspektif
Kita sering menyaksikan istri yang dizalimi, merasa perlu membongkar aib suaminya di publik. Tindakan ini, meskipun didorong rasa sakit, dapat melahirkan dua kerugian besar: **Kerugian Spiritual** (melanggar *satr al-aib* dan terlibat *ghibah*) dan **Kerugian Sosial** (merusak kehormatan diri dan keluarga).
Solusi Islam
- **Gunakan Jalur Hukum Syar'i:** Ketika kezaliman terjadi, gunakan jalur resmi seperti **Pengadilan Agama** untuk mencari keadilan, bukan *public trial* di kolom komentar netizen.
- **Menuntut Hak Tanpa Merusak Kehormatan:** Muslimah boleh menuntut haknya (cerai atau nafkah) tanpa harus **menjatuhkan integritas moral** dirinya dengan menyebar aib pasangan.
**Integritas Sejati** seorang Muslimah tidak diukur dari seberapa syar'i pakaian luarnya, tetapi dari seberapa besar ia mampu **menahan lisan** dan **menjaga rahasia** di tengah badai masalah.
V. Penutup (Khātimah)
**Hadirin yang berbahagia,**
**Jilbab** adalah simbol ketaatan yang tampak. **Amanah dan Integritas** adalah ketaatan yang tersembunyi. Mari kita jadikan rumah tangga kita sebagai benteng, dan lisan kita sebagai penjaga kehormatan, meneladani keteguhan dan integritas **Siti Khadijah dan Asma binti Abu Bakar**.
*Tiru Khadijah: Berintegritas dalam dukungan moral.*
*Tiru Asma: Berintegritas dalam menjaga rahasia.*
*Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a'yun, waj'alna lil muttaqina imama.*
*Wabillahi taufiq wal hidayah,*
*Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.*
0 Komentar